Minggu, 25 Mei 2014

Cerpen


Bagian 1. Salah Koper
Grabak, grubuk.
Asha baru saja sampai dari Bali, lelah bertambah-tambah di pundaknya, seluruh badan rasanya pegal dan sakit.
“Mba Asha, mau makan apa?” Tanya Bibi Dian lembut dari luar kamar.
“Kayaknya gak dulu Bi, mau tidur banget” jawab Asha dari dalam kamarnya.
Enaknya tidur di rumah bisik Asha, matanya kemudian melihat sekeliling, merebahkan badannya di tempat tidur sambil memeluk boneka panda hadiah dari Ayahnya. Asha masih lelah sekali, acara seminggu di Bali itu menyita waktu dan tenaganya. Presentasi, lobi-lobi belum lagi banyak launching produk baru yang membuatnya harus memperhatikan dengan seksama, karena akan di presentasikan ulang di kantor. Ujung matanya melirik pada kopernya yang harus segera di buka untuk membuat presentasi besok.
Matanya menyipit, tertunduk tajam kearah koper lalu berteriak.
“Huahhh, Salah koper!!!” teriakan lantang dari dalam kamar membuat kaget BibI Dian di dapur.
“Sialan, hari ini harusnya masuk dan presentasi, gara-gara salah koper harus balik lagi deh ke bandara” Dasar maskapai sialan” gerutu Asha sepanjang perjalanan, terlihat sekali Asha bersungut-sungut dengan muka berlipat, Asha menancap gasnya mengendarai freednya berusaha membelah macetnya Palembang.
“Buk” “Aduh kan ni koper pake acara tabrakan lagi” Omel Asha sambil menarik kopernya yang ternyata tertabrak dengan koper penumpang lainnya ketika akan masuk ruangan Tiger airlines.
“Nah, nah, ini koper gw” Asha bergumam dalam hati sambil menunjuk-nunjuk koper merah yang ada di depannya.
“Oops, maaf mas keceplosan” Asha berkata hati-hati. Matanya terpaku dengan laki-laki yang ada didepannya. Laki-laki itu membawa koper miliknya.
“Iya benar ini koper punyaku” Asha membatin sambil mengerut-ngerutkan wajahnya.
“Jadi ini,… gw” terbata-bata Asha memulai obrolan dengan laki-laki tinggi di depannya.
Laki-laki yang di tabrak oleh Asha duduk diam di depannya, Asha hanya diam memperhatikan kemudian bergumam kecil “Yeilaa, gantengnyaaa “ Uppps maaf salah fokus, Asha cekikikan dalam hati.
“Hmm, Iya ini Koper Gw kan” Salah tingkah membuat Asha, asal ceplos. Bingung karena keceplosan asha secepatya tertunduk malu.
“Iya ini Mbak kayaknya punya orang, bukan punya saya” jawab laki-laki itu sopan
Tiba-tiba Customer Service Tiger Air datang dan menanyakan keluhan mereka berdua. Selanjutnya masing-masing Asha dan Laki-laki yang diketahui namanya Keanu itu menjelaskan kronologis keluhan mereka.
“Harap tunggu sebentar Ibu asha dan Mas Keanu, kami cek dulu ya”Customer service itu kemudian akan menyiapkan administrasi case tertukar koper itu. Asha menggerutu dalam hati “Lha,  kok gw dipanggil Ibu, doi di panggil mas” Hiks.
Beberapa lama menunggu membuat Asha salah tingkah dan sesekali mencuri pandang ke Keanu yang sibuk dengan gadgetnya.
Customer Service datang dan memberitahukan penyelesaian proses administrasi dengan  tidak lupa memohon maaf akan kesalahan yang terjadi.
Sebelumnya Asha menegur setengah berteriak “Hey” dia hendak mengucapkan terimakasih.
Tapi lelaki itu diam saja dan melengos pergi tanpa basa basi.
“”Agrh, dasar cowok sombong”” Asha menggerutu dan segera pergi meninggalkan Tiger Air juga.
Hari ini Asha mau berangkat lagi kerja, ke Bali kemarin memang cukup melegakan itu semacam melarikan diri dari masalah-masalah yang ada di kantor. Bukan masalah kerjaan malah, tapi Manager Asha ternyata blak-blakan menyatakan cinta, kemudian akhir-akhir ini bahkan sampai overprotektif sekali dengannya, dan itu cukup mengganggu. Asha memandang ponsel nya yang dari tadi berbunyi, notifikasi line dan telpon. Asha bergegas menuju kantornya tak mempedulikan Line dan telponnya yang terus berdering.

Bagian 2. Deadline
“Sha, mana nih oleh-olehnya” Sapa Maura
“Nih, oleh-oleh” Balas Asha sambil melemparkan berkas-berkas diatas meja
“Hmm, Hmm” Pak Riza berdehem kecil, isyarat menyuruh menjauh dari Asha dan Pak Riza
“Ada dong Ra “ Ini di bagi buat teman-teman ya, Ashamenyerahkan bungkusan besar, setengah tidak memperdulikan Bapak Riza yang sudah berdehem-dehem saja. Dari tadi.
Cha, masuk ke ruangan ya” Perintah Bapak Riza dengan sombongnya
“Iya, Pak” Jawab Asha Sopan
Riza menjelaskan tentang akan ada bos baru dari Bali, seharusnya Asha kemarin sudah bertemu dengan orang tersebut.
Asha mendegarkan setengah malas, dan segera kembali ke ruangan karena banyak sekali yang harus di kerjakan sepeninggal dia pergi untuk meeting di Bali kemarin.
Ah bos baru malas sekali, dengan Bapak Riza aja udah enek-enek alias menyebalkan dan,.. ah sudahlah Ashaa perlu uang dia membutuhkannya untuk tetap hidup di Jakarta, menumpang di rumah Bibi sejak kematian orangtuanya memaksanya harus mandiri, apalagi akhir-akhir ini situasi di rumah bibi tidak menyenangkan karenanya dia harus segera membeli rumah dan tinggal sendiri. Pikirannya melayang pada janjinya dnegan Bibinya.
“Anak perempuan tidak boleh menangis” ujar Bibinya saat Asha kehilangan orangtuanya 5 tahun lalu, kata-kata itu  demikian tegas entah bermaksud menenangkan atau malah mengintimidasinya.
----
“Asha, udah pulang, Ini Kenalin anak temen Bibi” Sapa Bibi saat Asha pulang
“ halo saya Karmasha, Apa Kabar” Sapa Asha lembut kepada laki-laki gagah didepannya
“Good, Saya Ryan” Balas pemuda itu
Wajahnya tidak terlalu tampan, kulitnya sawo matang tapi dari mobil yang terparkir di depan mungkin saja pria muda ini cukup mapan, Pikir Asha cepat.
“Maaf Bi, Asha banyak kerjaan mau istirahat dulu” Asha berusaha pamit atau melarikan diri dari Bi Ida dan pemuda itu.
Bibi Ida sudah dianggap orang tua bagi Asha sejak kejadian kecelakaan yang menimpah Ayah dan Ibu, Bibilah tempat Asha bersandar, akan tetapi Bibi selalu menjadi orang asing baginya setiap Bibi mengenalkan pria muda kepada Asha.
“Sha, umurmu sudah cukup untuk menikah, sampai umur segini kamu belum pernah membawa teman pria buat dikenalin Bibi”
“Pikirkanlah, Segeralah untuk mencari jodoh”
“Jangan seperti Bibi!!”
Kata-kata itu selalu teringat di benak Keicha, Bibi memang perawan tua di usianya yang sudah tua Bibi tak pernah menentukan pilihan.

Bagian 3. Pertemuan Tak Terduga
Asha mau menaiki lift saat diriya tak sengaja melihat Pria itu, iya pria yang tertukar koper saat di Bandara.
Setengah terkejut Keicha segera bersembunyi, ngapain lelaki sombong itu di sini.
Lelaki itu segera masuk Lift. Asha menarik nafas . untung deh. untung gak ketemu dengan lelaki itu.
Asha sedang akan menemui klien baru, ketika Bapak Razi memanggil katanya akan ada meeting dengan bos baru.
Ya ampun rajin bener piker Asha Bos baru tapi sudah langsung meeting aja, acara perkenalan dulu kek makan-makan di mana gitu, bisik Keisha dalam hati.
“Selamat pagi semuanya” Sapa Direktur baru.
Asha yang baru saja datang langsung kaget, ya ampun ini kan ini kan,sambil menyembunyikan  wajahnya yang kaget sekali, buru-buru tersadar Asha segera mengambil tempat duduk.
“Saya harap, semua tim lebih disiplin, apalagi meeting datanglah tepat waktu”
Sindir Bapak Direktur yang baru
“ Nama saya Barata Yudha” Hidup ini ibarat perang besar seperti nama saya
“Pangggil saja saya Barata””Baik saya akan menjelaskan tentang rencana kerja kita satu tahun ke depan”
Hoh, Baiklah Bapak Barata Yudha ini demikian workaholic, baru datang saja sudah harus ngerjain proyek baru, rombak total proyek yang lama, ahh stress rasanya di buatnya.

Asha masih menggerutu, dan matanya kemudian tertuju pada undangan diatas meja.
Congratulation for your achievements yesterday,
Mari kita rayakan, saya tunggu jam 7 di Café Casablanka. Be there
Riza
Arggh, semenit kemudian, Asha langsung bingung.
Belum selesai Ashakaget dna bingung  dengan kartu ucapan itu, datang bbm dari Bibi.
“Asha, malam ini pulang cepat, Bibi sudah bikin janji makan malam dengan Ryan jam 7 di rumah”
Asha langsung duduk lemas.
Asha masih memandangi bunga di depannya sambil teringat bayangan masa lalunya.
Saat itu Asha masih sangat sedih Ayah dan Bundatelah tiada karena kecelakaan pesawat dan  meninggalkanya seorang diri.
Bibinya datang dan berkata, Bibi akan merawatmu, tapi dengan syarat umur 25 harus sudah menikah, Harus !!, dan umur 25 itu tinggal 3 bulan lagi.



bersambung...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar