“Al sakit ya? Kenapa Oh kesandung kursi?, ini emang
kursinya nakal” ujar Mbah Kakung Al sambil pukul-pukul kursi.
Pok-pok, kursi yang nota bene benda mati itu kemudian
dipukul-pukul oleh Mbah Kakung.*Kesian
Mbah Kakung dung sakit tangannya ;(
Lain hari
“Al gak boleh nakal, nanti mbah jentik” Sambil memasang
aksi menyentik.
Oh No
Kejadian itu pernah gw liat di pola pengasuhan Al, gw
gak berani membantah ke Bapak mertua, hanya pulangnya gw mengadu ke suami,
untuk bilang baik-baik ke Mbah supaya tidak melakukan hal tersebut lagi.
Begitulah dilema anak di titipkan, masih ada yang
tidak sama dengan prinsip pola pengasuhan kita. Tapi Bunda bersyukur, masih
cukup wajar lah, yah namapun yang ngasuh orangtua, prinsip mengasuhnya masih pake
cara-cara lama. Udah bagus di jagain sama Eyang/Mbahnya pake complain pula lah *mintadiketok.
Orangtua yang seharusnya udah bisa istirahat di masa tuanya, udah berbaik hati
menjadi bagian the dream team buat
ngasuh anak gw, yang harusnya diasuh ibunya secara utuh dan paripurna *nangisdipojokan
*Ngumpetdibelakangkomputer.
Pola pengasuhan yang di lakukan orang tua
kadang-kadang emang sesederhana itu saja, salahin aja kursi bukan Al supaya apa?
ya biar gak nangis aja sih anaknya. Semuanya atas nama cinta dan gak mau bikin
Al susah, hmm tetapi apa salah kursi ya sampe harus dipukul-pukul gitu, padahal
Al yang harusnya lebih hati-hati karena bermain tidak melihat sekitar. Awareness Al pada sekitar harus di
tingkatkan, sehingga bisa leluasa bermain tapi tetap waspada pada sekitar. Kalo
yang salah Al, baiknya bilang baik-baik ke Al, beri pengertian dengan lemah
lembut. Eyang/Mbah juga kadang nyalahin gw, "Kok gini kok gitu kamu dulu ini itu
gak papa", hehe ya kudu di dengerin dong kata-kata orang tua nanti dikutuk jadi batu
pula lah :D, yang baik tentu di pake, yang bisa di argumenin ya di argumenin
(dalam hati saja), yang salah ya di dengerin aja tapi gak di terapin ke Al :p
Prinsip tanpa kekerasan dan banyak mengomel emang
gak gw jadikan pola asuh ke Al. Gw lebih berat kepada memberikan teladan yang
baik. Alhamdulillah sampai sekarang Bunda tidak pernah melarang-larang Al (dalam hal
kebaikan, yang buruk dan membahayakan ya dilarang dong). Memukul-mukul Al, atau
menyalahkan orang lain/benda mati apabila itu memang kesalahan Al sendiri. Bunda
juga tidak pernah memukul, Al tinggal di beri pengertian saja, jurus di beri pengertian
itu cukup cespleng insyallah Al menurut.
Apabila Al tidak mengerti biasanya dia akan berargumen dan bicara dengan Bunda.
Hihi Apa iya anak kecil bisa berargumen, bisa loh nih tunjuk anak sendiri. Lagian anak segitu
mana ngerti dikasih komen ini itu, nah kalo mengimitasi kita baru dia jago kan?
Semisal aja ni kapan hari Al membantah bunda dan bilang “Bunda Gak mau!! Sambil
menjentik ke Bunda. Nah loh udah mulai mengimitasi kan
“Children have never been very good at listening to their
elders, but they have never failed to imitate them.” James Baldwin
Minimalnya waktu bersama Al memang menjadi masalah
bagi gw, maka gw harus pintar-pintar memanfaatkan waktu bersama Al untuk
menyisipkan pesan-pesan yang pengen gw tanam ke Al. Tak jarang menggunakan
waktu-waktu sela di saat bermain bersama.
Seperti misalnya :
“Alhamdulillah, mobil-mobilannya nya bagus ya Al?
Ayo udah ucap syukur belum kepada Allah”
Anaknya langsung menengadahkan tangan berdoa
mengucap syukur.
“Selo dag
Selo Bunda niy” *bahasapalembang Samber Ayah sambil ketawa-ketawa geli.
Bundanya nyengir kuda aja, namapun tidak 24/7 hari bersama anak, Bunda
hanya berusaha mengajari di sedikit waktu ini maafkan bunda ya Al. Semoga punya
lebih banyak waktu lagi bersama Al ya nak. Aamin.
“To be in your children's memories tomorrow,
You have to be in their lives today.”
You have to be in their lives today.”
Yup inget banget lah sama quote ngetop diatas. Kita
harus ada bersama mereka, bukan hanya raganya aja tapi jiwanya juga, karena ya
tahu sendiri gadget memang kadang
mengalihkan dunia, yang dekat menjadi jauh dan yang jauh menjadi dekat. Merujuk
hal ini pulalah gw berusaha untuk gak pegang gadget atau nonton tivi saat bermain bersama Al, berusaha untuk
bersama Al di setiap kesempatan. Bunda juga berusaha menyelipkan doa-doa harian
pada saat bermain sapa tahu kalo sering diulang-ulang bisa hafal dengan
sendirinya. Setiap pulang kantor capek pengennya santai-santai nonton tivi
dong? Tapi gw sekarang jarang banget nonton TV lebih baik langsung mengganti
waktu gw yang hilang bersama Al, jadi kalo di kantor ada yang cerita soal Mahabarata misalnya, gw melipir aja deh
daripada gak nyambung ntar hihi.
Bunda juga bersyukur sekali karena Al diasuh oleh
orang-orang yang Bunda kenal, walaupun dalam pola pengasuhan orang lain terdapat
kekurangan di sana sini ya tidak masalah,
insyallah bahkan Ayah Bunda juga masih belajar dalam mengasuh Al, tinggal
kita perbaiki yang salah, trial and error,
lagian yang penting kita selalu mau belajar dan berubah kearah yang lebih baik.
Eyang/Mbah adalah partner bagi pengasuhan dalam kondisi di gw malah mereka
bagaikan malaikat buat gw, secara Eyang/Mbah secara ikhlas memberikan kasih
sayang tak terhingga buat Al tanpa diminta loh. Terimakasih buat keluarga yang baik,
tak terbalas deh jasanya*muahsatusatukethedreamteam
Tapi walo gw di bantu banget sama Eyang/Mbah ketua
gank ya tetep di ibunya dong, nah kalo ada yang bilang yang ngasuh Al lebih
tahu tentang Al daripada Bundanya, ya itu tidak selalu terjadi. Buktinya saja yang
mengerti makanan yang mana yg Al suka dan tidak ya bunda, yang mengerti
kalau udara
dingin kulit Al akan kering dan kalo bisa di kasih lotion, tetep Bunda yang mesti bilang ke
yang ngasuh.
Lagian di rumah Mbah atau Eyang emang Bunda sudah
siapin semua makanan, jadi Eyang/Mbah hanya tinggal bermain-main atau menemani
ke toilet saja. Makanan ya selalu ada, kalo Al gak selera sama masakan Bunda, bisa
makan masakan Eyang/Mbah insyallah Al mau juga kok.
Lingkungan penuh cinta ini, susah buat di cari.
Semuanya berlomba-lomba memberi cinta yang tulus pada Al, tanpa minta bayaran
dan memang gak di bayar. Ya masalah pengasuhan baiknya Bunda dan Ayah harus
selalu minta petunjuk dari Allah, mohon di bimbing dan di beri hidayah selalu
sama Allah dan pupuk percaya diri. Kok harus percaya diri? Ya percaya diri
penting lah, untuk menghadapi nada sumbang sana dan sini, kan dunia
peribu-ibuan sekarang kompetitip :D.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar