Kami sudah lama pindah di rumah mungil di ujung sana. Sejak menikah kami sudah tinggal berpisah, hanya beberapa bulan setelah melahirkan menumpang di rumah ibu Bunda karena Bunda sebagai ibu baru, belum mengerti banyak mengurus baby Al, selain itu rumah kami memang belum selesai di bangun developer.
Pagi selalu seru, karena kami tidak ada pengasuh dan pembantu (tepatnya belum bisa bayar pembantu/pengasuh), jadi harus menitip anak ke sana kemari (rumah eyang/rumah mbah). Bunda berusaha utuk selalu bangun pagi, setelah sholat shubuh dan berusaha untuk mengaji habis shubuh dan belajar alquran (walo kadang gak sempet *toyordirisendiri) menyiapkan semua
makanan buat sarapan, bekal bunda dan ayah, begitu juga bekal Al untuk
seharian dititip di eyang atau mbah. Beres-beres rumah mengepel dan menyapu,
memandikan aldebaran dan menyiapkan persiapan Ayah dan Al. Oya Bunda punya taman kecil2an yang Bunda sayang banget, setiap pagi dan sore selalu Bunda siram, bahkan Ayah sering marah karena lebih baik segera jaga dan urus Al daripada tanaman :) (oh bukan maksud hati jd menelantarkan AL:()
Pagi di Selayur tidak selalu mulus, kadang tidak sesuai dengan rencana, biasanya Bunda suka ngomel kalau AL dan Ayah tidak sesuai jadwal, atau masalah terbesar kalo ada salah satu dari Ayah/Bunda yang sakit, dan kesiangan, karena semuanya jadi serba buru-buru. Masalah pagi juga kadang timbul kalo hujan, karena kami belum punya mobil, jadi kerepotan untuk mengantar Al naek motor karena takut kehujanan. Biasanya Bunda akan masuk telat untuk menunggu hujan reda dan di jemput oleh Datuk Al, atau suami lebih dulu ke kantor dan izin untuk mengantar Al.
Terkadang Bunda kebangun pagi sekali kadang juga kesiangan, dan
tuan suami yang baik hati selalu siap
menggantikan peran bunda skip memasak tentunya Beliau belum bisa, tapi kalau
ada waktu tuan suami yang baik hati ini bilang mau belajar, biar gak bangunin
Bunda, kasihan Bunda capek seharian di kantor dan mengurus ayah dan al
*melelehdengerini. Tuan Suami biasanya mengasuh al, sementara Bunda berkutat dengan dapur dan rumah.
Masalah kesiangan menyebabkan telat, telat untuk suami yang bekerja di kementerian yang potongannya besar adalah masalah. Emak2 pelit ini hati-hati sekali dengan namanya potongan (hal-hal yg mengurangi pemasukan hehe).
Hari yang melelahkan dimulai, berkutat dengan rutinitas
kantor, pulang dan menjemput buah hati kami. Ada perasaan bersalah karena Bunda
harus meninggalkan Al, tapi insyaalah kami melakukan yang terbaik, untuk
sementara ini.
Kami selalu mengevaluasi hari di meja makan ketika makan
malam, Bunda kadang makan atau malah tidak makan (diet gagal ceritanya), dan hanya menemani Ayah makan,
dan menanyakan hari-hari ayah. Mengevaluasi kegiatan Al dari mendengar cerita Mbah/Datuk mengenai perkembangan Al yang tidak bisa kami lihat langsung.
Kami hampir tidak pernah menghidupkan televisi ketika ada Al dirumah, komitmen Bunda dan Ayah memberikan perhatian full ke Al, tanpa disambi nonton or hp ( bagian di sambi hp ini suseh book). Ayah minta pengecualian kecuali Minggu karena ada Ayah dan Bunda bisa mendampingi untuk nonton, dan Ayah bilang supaya ada hiburan hehe. (hiburannya tivi ya Ayah??)
Ketika Ayah dan Al tidur, Bunda akan melajutkan perkerjaan
rumah tangga dengan cuci piring, bersih-bersih rumah dan menyeterika. Untuk urusan
rumah tangga menyetrika kali ini, harus dilakukan setelah Al bobok, karena
setrika adalah mainan seru bagi Al :D. Alhamdulillah, suami baik hati tidak segan-segan membantu, we are a good team ayah *peyyuukayah:D
Hari yang melelahkan bagi Bunda dan Ayah, tapi pencapaian
tersendiri bagi bunda bisa melewati hari dengan baik, dan tidur memeluk duo
ganteng bunda Ayah dan Al, untuk menyusun kekuatan kembali menghadapai rutinitas pagi esok hari )). Alhamdulillah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar