Jumat, 25 Oktober 2013

Dunia Abu-Abu


"Peb udah lihat video seks anak SMP" ujar bos gw sambil ngasih smart phone nya
"Udah Pak, ujar saya singkat"
"Hati-hati bener punya anak zaman sekarang" Sang pak GM berpesan ke gw.

Gw belum lihat sih dan gw lebih ke yang ga tega ngeliatnya, pernah denger beritanya di TV One kalo gak salah. Dweeng banget deh inget pernah baca tentang seminar Ibu Elly Risman, bahwa anak zaman sekarang itu sudah semakin dekat dengan pornografi, sekd dsb. Ngeriii. Kasus kecelakaan anak ahmad dhani Dul, kasus korupsi yang seakan sudah jadi kebiasaan di semua instansi,  perzinaan di mana-mana, terakhir gw masih ga percaya, tapi ternyata semakin dekat bahkan ke anak SD dan SMP.(anak ahmad dhani itu bahkan 13 tahun) Yaelah itu masih anak kicik semua, udah kenal gitu-gituan.
Semua kasus yang melibatkan anak-anak itu, menjadi perbincangan gw ma Tomi  di meja makan, bagaimana harus sepenuhnya menanamkan moral kepada Al, mengenai semua perbuatan kita yang baik niat di dalam hati atau aktivitas yang terpampang nyata semuanya akan di lihat oleh yang Maha melihat Allah SWT, bukan hanya takut kepada orang tua saja, tapi ada yang Maha hebat yang harus ditakuti.
Pendidikan islam yang kurikulum lengkap pelajaran agama dan juga umum bahkan tidak bisa membendung semua yang ada diluar dari sekolah, bahkan kasus video seks itu sendiri di buat di sekolah, yang mana di harapkan tempat menitipkan anak di kala orangtua tidak mampu mengawasi di jam kerjanya, selama mencari nafkah.
Orangtua zaman sekarang yang kedua-duanya harus bekerja, karena menghadapi tekanan kebutuhan yang demikian tinggi baik itu pendidikan dan kebutuhan sosial di masyarakat (peer presure). sehingga tak jarang anak hanya berjumpa sore/malam saja, bahkan hanya kenal nama saja yah emang ada sih ayah dan ibu, tapi tidak pernah bertemu, apalagi merasakan kasih sayangnya, karena sibuk.
Kasus penyanyi dangdut alamat palsu itu pun, mengelitik gw. Gw masih suka menonton acara gossip kalau lagi di rumah eyang, kalo di rumah sendiri suka langsung di marahin Tomi, terus bunda mengadu ke ayah “Ayah, seperti penyanyi itu pacarannya kok gitu ya, mepet deket banget, di lakukan di depan orangtua si cewek”, yang di jawab ayah hanya mengelos “Sudahlah, tidak usah mengurusi orang”. Bunda hanya berpikir di dalam hati mungkin orangtua zaman sekarang sudah permisiv terhadap hal-hal tersebut, yang mendekati zina, atau malah zina nya, naudzubillah min  dzalik.
Gw gak suka dengan konsep pacaran, gw si berusaha gak pacaran, tapi ujugnyapun tetap harus pacaran sama calon suami, itupun karena  tidak boleh menikah oleh orangtua, karena Kakak  mau menikah di tahun yang sama, jadilah gw  pacaran  selama mempersiapkan tanggal pernikahan. Gw tidak suka dengan pacaran terpaksa ini, sampai menangis  di depan Ayah dan Ibu waktu itu. Gw selalu bilang ke Tomi  nanti  anak-anak kita tidak boleh pacaran, mereka akan bunda jelaskan pada waktunya pelan-pelan.
Hidup di dunia yang semua hukum Allah bisa dengan gampang di samarkan/ di buat abu-abu.  bisa dari pacaran silami, hijab islami, investasi islami, pendidikan islami  atau malah konsep pergaulan yang bisa di buat-buat islami, akan tetapi jauh dari hukum syari. rutinitas mengaji alquran di subuh dan maghrib hampir selalu di akhiri dengan tangisan air mata, karena setelah membaca dan memahami artinya Gw selalu memangisi kekhilafan setiap harinya. Gw gak  bisa bilang gw sudah baik sudah islami, sudah syari, Gw jauhhhhh malah dari itu, bunda masih belajar terus belajar, selalu berdoa kepada Allah SWT semogaGw selalu di beri petunjuk dan hidayah.

Khutbah Idul Adha

Sekilas teringat pembahasan khutbah Idul adha kemarin, ceritanya gw sholat di masjid Kompleks Pusri depan rumah, biasanya emang kalo Idul Adha kita sholat di masjid deket aja, trus baru Gw ma Tomi sowan ke mertua terus ke Ibu gw. Sholat disana bawa Al, ketjee Al sekarang bisa di ajak sholat anteng dan gak rewel, laporan Tomi ke Gw soalnya, suami yang jaga anak anaknya cowok sih ya. Thaun kemaren gak sampe bisa dengerin khutbah, anaknya lagi sholat udah lelarian ke belakang ngacak-ngacak jamaah. Awalnya ustadznya ngebahas jamaah anak-anak tanggung yang udah kabur duluan pas mau khutbah, udah sepi aja saf belakang di bagian cowok-cowok.

"Lihat Bapak-bapak dan Ibu-ibu, baru kepanasan dikit aja, anak-anak kita udah gak tabah, gimana di suruh sembelih oleh bapaknya, kudu ngabur duluan"

Dweeng, langsung gw tertampar, iyalah gw ga bisa manjain anak gw terus, dia harus di bentuk jadi pribadi yang tabah dalam kondisi apapun. Ibrahim tabah sampai usia 80 tahun belum mendapat keturunan. Siti Sarah sabar dimadu. Siti Hajar tabah di madu. Ibrahim tabah menikahi istri kedua yang wajahnya jauh kalah di banding kecantikan Siti Sarah. Siti Hajar membuktikan bahwa jauh memang kalah cantik, tapi akhlaknya tiada duanya, beliau mampu melahirkan dan mendidik anak hebat seperti Nabi Ismail. Sudahlah sudah punya anak, disuruh sembelih pula, Keluarga Ibrahim dengan sabar dan tabah tiada berpikir kedua kali, ayah dan anak sama-sama hebat, lurus menjalankan perintah Allah.

Diakhir khutbah Pak ustz berkata "Ibu-ibu dan Bapak-Bapak, semoga kita mampu melahirkan generasi generasi berakhlak mulia, tabah dan sabar dalam kondisi apapun"

Gw duung nun jauh di saf cewek, sibuk menahan tangis, itu doa gw aminin dalemmmmm dalemmmmm
Gw  percaya dengan madrasah terbaik adalah keluarga, tak perlulah kita selalu khawatir dengan masalah financial melulu, cmon matematika kita tidak sama dengan matematika Allah.  Gw harusnya menggembleng anak gw di kawah candradimuka gw dulu. Gw pengen punya anak seperti Ismail sabar dan tabah menjalankan perintah Allah, gw harus berakhlak seperti Siti Hajar dan Siti Sarah qonaah, selalu bersyukur dan terus memperbaiki akhlak. gw  juga belum tahu konsep yang tepat dalam mendidik anak-anak nanti, akan tetapi jelas bahwa akhirat adalah tujuan utama keluarga ini, bahwa dalam perjalanannya pastilah susah,  toh masa mau ke surga gampang,  Semoga Gw dan Tomi selalu di beri hidayah oleh Allah SWT. Aamin

Wahai orang-orang yang beriman, jagalah diri kalian dan keluarga kalian dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (At-Tahrim: 6)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar