Sabtu, 19 September 2009

Back to home

Untuk kesekian kalinya sebagai perantau kebiasaan paling mempesona dalam menyambut Idul Fitri adalah mudik. Begitupun dengan saya menghabiskan 4 tahun di Jogjakarta dan melanjutkan kuliah ke Depok dan berjuang mencai nafkah di belantara Jakarta selama kurang lebih satu tahun ini memaksa saya untuk jauh dari kampung halaman saya tercinta.

Hal yang penting tentu saja pemilihan moda angkutan mudik. Moda angkutan yang digunakan bisa berdasarkan budget ataupun kota tujuan anda ataupun kemudahan anda ketika berada dikota tujuan nantinya misalnya dengan membawa mobil ataupun motor sendiri anda akan dengan mudah menikmati pemandangan kota tujuan anda tersebut dan menentuka kecepatan dalam melaju kendaraan anda.Biasanya yang dilakukan bagi saya adalah segera membooking tiket karena para pemudik akan sangat membuncah pada musim ini bisa satu bulan sebelumnya pokoknya mah jauh-jauh hari dech.Tapi untuk tiket pesawat itu tidak berpengaruh signifikan semuanya tergantung strategi penjualan dari masing-masing maskapai ada yg jauh hari lebih murah ada yg deadline malah lebih murah tentu saja the last purpose is benefit = untung.

Saya memilih mudik dengan menggunakan pesawat hal ini dikarenakan libur kantor yang mepet dan kenyamanan, karena saya ingin cepat sampai dirumah karena ibuku udah ngomel-ngomel maklum sebagai anak cewek sorangan tenaga dan energy saya amat sangat dibutuhkan buat apa?? Untuk membantu hectic panic fitri tentunya beres-beres rumah, masak, dll.

Saya harus terburu-buru pergi ke bandara soekarno hatta karena tadi sibuk salam-salaman dengan temen-temen kantor dan direksi dan tak lupa mendapat intervensi oleh-oleh dari teman-teman. Sesampainya dikosan segera menjadi deadliner dengan mempacking bawaan saya beberapa oleh-oleh dan juga membawa tiket pesawat saya tentunya,. Jam 17.00 pergi segera penuh semangat ke bandara saya sudah membayangkan bertemu ayah ibu dan semua keluarga saya tercinta. Beruntungnya jalanan Jakarta sudah sepi karena beberapa kantor telah libur tgl 17 kemaren.Taksi saya melaju kencang menuju cengkareng sampai disana saya segera check in dan merequest posisi window sit dan segera keluar mencari tempat berbuka yg semuanya penuh wajar saja jam berbuka puasa, pilihan saya mencari tempat yg cepat saja fast food hanya untuk mengganjal perut saja. Fast food juga tdk ada tempat duduk, membayangkan makan dengan kenyaman lupakan dulu saya hanya makan di kursi tunggu dan segera melakukan boarding, berharap duduk nyaman di ruang boarding ternyata tidak nyaman juga sih karena ternyata saya tidak dengan seksama membaca gate saya. Saya berjalan lurus dan membaca gate A6 palembang 20.10 saya bertanya pada petugas tapi ternyata itu bukan gate saya, gate keberangkatan saya ternyata A1. Fiuh berjalan kearah depan lagi deh setelah saya liat informasinya hanya Denpasar 19.50 tidak ada informasi tentang keberangkaan saya. Mereka tidak memperhatikan bahwa informasi ini amat penting, karena hectic flight kadang gate ini sering berganti-ganti.

Memilih duduk di sebelah bapak yang sedang sibuk bersama notebooknya dan saya duduk manis mendengarkan mp3 sialnya saya terburu-buru sehingga tidak sempat membawa bacaan. Dari arah resepsionis ada seorang mas muda berseragam (sepertinya TNI) sedang complain dengan mereka karena ternyata dia tidak memdapat pemberitahuan kalau ternyata gate penerbangan di rubah ke A1 (apa saya bilang informasi ini cukup penting!!) dan ternyata dia ketinggalan pesawat dan ketika mendapatkan tiket Jakarta-Mataram kembali keberangkatan delay hampir 2 jam yang harusnya Jakarta-Mataram jam 18.55 menjadi jam 20.50 dan dengan harga tiket melonjak tinggi dari Rp 650.000 menjadi Rp 2.400.000. Membayar lebih dengan harapan penumpang mendapatkan kenyamanan dan cepat sampai tujuan akan tetapi harapan ini sia-sia belum lagi ditambah dengan penumpukan penumpang di gate A1 ini penuh dengan penumpang yang delay sehingga timbul ketidaknyamanan para penumpang duduk dibawah atau pinggiran gate, penumpukan penumpang juga bikin gerah dan pemandangan tidak nyaman . Mungkin akan lebih nyaman bila kita membawa beberapa bacaan ataupun bisa berselancar ria di dunia maya untuk membunuh sepi. Bapak di sebelah saya masih sibuk menulis beberapa artikel mungkin wartawan. Saya berdoa menunggu jam keberangkatan saya semoga tidak delay dan saya bisa tidur dan meneruskan target tadarus saya yang tinggal 1 juz lagi.

Pengumuman

Sebelumnya mohon maaf atas ketidaknyaman penerbangan anda bersama kami bahwa penerbangan JT332 Jakarta-Palembang mengalami keterlambatan dari medan sehingga jam keberangkatan anda ditunda sampai 21.30

Laper, lama nunggu dah mati gaya..

Note : Selamat mudik^-^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar